Senin, 16 Februari 2015

SAATNYA BERCENGKERAMA DENGAN SABTU

Hari Sabtu adalah salah satu hari yang ditunggu banyak orang karena ini lah hari di ujung penantian liburan sementara untuk sejenak rehat dari aktivitas yang padat. Tak berbeda dengan ku. Namun ada yang ku rasakan berbeda di hari sabtu ku beberapa tempo waktu, lebih tepatnya sabtu di minggu lalu. Sunguh nano-nano yang ku rasakan kala itu, antara senang, bahagia, jengkel, nggemesi dan segudang rasa lainnya, yang bener-bener kayak permen nano-nano. Di sabtu lalu, dialah yanng membuat hariku nano-nano... 


 (Kebetulan tante nemu foto nya pas mamas Reyhan baru punya 2 gigi dan masih sering ngencesss, hehe)

Seperti biasa, pagi hari dimulai dengan rutinitas biasa. Sampai ada seorang malaikat kecil tergopoh-gopoh datang bersama Kakungnya beserta perkakas miliknya yang berisi mainan kesayangan dalam tas pink kecil yang tentu tak mau kalau bawa sendiri, lantas Kakung lah yang bertugas membawakan, berlarian seolah-olah dia benar-benar mengalahkan Kakungnya (gimana nggak menang, mung Kakung nya aja jalan, mamas lari, jelas menang mamas) dengan memanggil satu nama, 
"Teee Hennnnn...?" 
dalam batinku, "Waaahhhhh, iniiiii". 

Namun satu poin kebanggaan buatku, ternyata lama tidak bisa pulang, ada yang kangen juga, hehe. Tak bisa berkutiklah diri ini kalau malaikat kecil sudah datang. Dugaanku pun tidaklah meleset sedikitpun, seperti  biasa lapak mainan akan segera digelar dan bersiaplah menjadi pendamping setia baginya beserta mainan-mainan nya. Sulit bagiku walau hanya akan sejenak meninggalkan, karena yang pasti sahutan-sahutan panggilan akan terus saja terdengar. Beruntungnya pula bagi ponakan ku ini adalah, 'Sabtu, hari libur baginya, karena memang sekolahnya hanya Senin-Jum'at'. Terdengar adik dan kakak ku sahut menyahut dengan nyanyian:
...........siapa yang hari ini liburrrrrr..............
...........AKUU........... jawabnya bersemangat
Batinku berkata lagi, "Iya libur, tapi tante malah ngelembur bareng kamu nihh".
Tepat jam 07.00 WIB, semua yang ada di rumah lantas pergi ke sarangnya masing-masing untuk bekerja dan sekolah, tinggalah berdua dengan Reyhan. Dapat dipastikan, lengkaplah sudah lemburanku, pengasuh, tukang bersih-bersih sekaligus koki. 

Jreeeeng-Jreeeeenggggggggggggggggggggggggggggg
TUGAS 1
Yapppp, tugas pertama datang saat ayah Reyhan datang membawa sarapan pagi lantas pergi. Ini nihhh tugas pertama, yakni menyuapi. Sudah bisa dibayangkan apa saja yang bakal terjadi, mulai dari memutar-mutar sendok layaknya pesawat agar masuk ke bandara yang itu adalah mulutnya, menyuapi sekaligus harus ikut bermain, sampai kejadian lain yang kalau dituliskan bakal protol ini jari, (haha, lebayyy). Tapi ada hal lain yang aku dapatkan selain nono-nano tentunya. Yakni nilai perjuangan seorang ibu. Lanjuttt. 

Sarapan memang telah usai, tapi yang harus diketahui, tantenya kini benar-benar didaulat menjadi pengawal. Bayangkan, beberapa menit saja aku pergi ke dapur dengan niat untuk mencuci tempat makannya tadi pun tak mampu aku lakukan. Kembalilah aku pada kondisi mula lagi, yakni menemani malaikat kecil yang telah kenyang. Sampai suatu waktu aku benar-benar harus ke kamar mandi (maaf parno maksudnya agak blak-blakan), pun terasa benar-benar sulit. Ya sulit, karena berkali-kali gedoran pintu yang aku terima karena tak sabar terlalu lama menunggu ku di dalam.
"Ya sudahlah, apa boleh baut (ehh maksudnya buat)"
Kembalilah kali pada posisi awal yakni bermain.
Detik ke detik, dan menit ke menit. Waktunya mandiiiiiii. Alhamdulillah, ternyata ayah menjemput untuk sejenak pulang karena tak bisa mandi di tempat Uti, ayah tak membawa pakaian ganti.
"Nanti tante tunggu, pulang dulu ya, mamas mandi dulu biar harum" itulah bujukan mautku untuknya, haha.
Bisa ditebak, panjangnya proses alot yang berlangsung sampai pada akhirnya Reyhan terbujuk dengan rayuanku, 
"Berhasil"
TUGAS 2
Sembari menunggu kedatangan malaikat kecil selesai mandi, ku segerakan utuk mengerjakan pekerjaan rumah yang sempat tertunda. Jadilah kini petugas kebersihan, sejenak beristirahat dari tugas sebagai pengasuh. Ku kerahkan waktu agar semuanya selesai dari depan rumah sampai belakang rumah agar semuanya telah beres saat malaikat kecil datang. Karena dapat dipastikan aku tak mungkin dapat bergerak sedikitpun jika ada dirinya. Kutunggu dan kutunggu, tumben lama sekali tak muncul-muncul batang hidungnya? Wahhh, alhamdulillah, aku segera bisa menyelesaikan tuggas berikutnya. Profesi pun berubah kembali, kini saatnya menjadi koki gadungan, haha. 
"Oke, selesai"
Cucian piring menumpuk karena bekas sarapan tadi.
"Oke, tukang cuci siap dan beres"
Kembali ku tunggu, mana si kecil? Tumben, benar-benar tak seperti biasanya.
---------------------
Benar saja, hampir seharian aku menunggu, sampai waktunya keluargaku pulang dari sarang meraka masing-masing. Aku masih menunggu. Batinku berkata, "ahhh mungkin dia tidur siang"
Oke saatnya untuk melepas kerinduan dengan keluarga yang lain sampai tak terasa sore pun tiba.
Dalam benakku, mungkin Reyhan tidurnya lama, jadi pasti tak kesini lagi.
Kini dugaanku meleset jauh, dalam rehatku, aku mendengan teriakan malaikat kecil lagi. Seperti biasa dengan sahutan satu nama,
"Teee Heeeennn"
jawabankupun tetap sama, "Waaah iniii"
Akhirnya, kembali lagi aku pada pekerjaan yang tadi sempat tercancel karena ternyata setelah kutanya,
"Tadi mamas kemana, tante tunggu ko nggak dateng-dateng"
"Mamas ke tempatnya mbah Te"
(Eeealllaahhh, tiwasan le nunggu, Le)

Oke, kembalilah rutinitasku bersamanya, bersama merakit gerbong kereta mainan, dan bersama-sama menjadi mesinis dadakan.
.............................................
Melelahkan memang, namun inilah salah satu usahaku untuk memantaskan diri, sebelum benar-benar menjadi seorang ibu nantinya. Terima kasih mamas, selama liburan ini selalu ada buat tante untuk menjadi salah satu media pembelajaran kehidupan yang tentunya, gratissssss :)
Sampai detik terselesaikannya menulis ini, dalam beberapa jam lagi dia akan datang kembali mengisi ritinitasku untuk belajar kehidupan mulai dari pagi sampai petang nanti,....

Tidak ada komentar: