Senin, 16 Februari 2015

Dalam Sunyi Pikiranku

Sore ini, dalam suasana syahdu ditemani semilir angin, duduk-duduk di teras rumah adalah salah satu kegiatan yang menjadi favoritku, karena dari sini aku bisa melihat indahnya langi biru sembari memikirkan sesuatu yang beberapa hari ini entah mengapa menggelayut di pikiranku. Ya, aku memang tak tahu, mengapa ini terjadi padaku. Sejenak mengesampingkan sementara pikiranku itu, ku coba membuka percakapan bersama ibu ku, yang sebelumnya aku tak tahu kedatangannya karena aku begitu memikirkan apa yang kini menggelayutiku itu.

"Ibu, dirimu begitu paham pada anak mu ini, yang kini benar-benar butuh seseorang untuk sekedar menemani dalam sunyi pikiranku", batinku.

Walau obrolan sederhana yang membahas apa saja yang dilakukan beliau di tempat kerja sampai obrolan sederhana lainnya, itu sangatlah cukup bagiku untuk sekedar rehat sejenak dari pikiran yang terus mengganggu. Ya Rabb, Engkau lah yang menakdirkan ini, bantulah Hamba-Mu ini. Engkaulah yang mengerti apa maksud hati ini dan Engkau pula yang mengetahui apa isi hati Hamba-Mu yang lain.
Sejenak mendengarkan lagu dari PC pun menjadi pilihanku untuk menjadi penyegar otakku. Namun, kini semakin lama ku dengarkan lagu justru semakin aku belum mampu benar-benar rehat dari pikiran yang datang menghampiriku.

Baiklah, Allah telah menakdirkan ini pada ku. Hanya rasa syukur yang kucoba tanamkan dalam hati, karena dengan ini Allah menginginkan aku untuk kembali naik derajat di hadapan-Nya.Dan ku tahu, aku pasti akan bisa melalui ini. Hanya mengharap kasih sayang dari-Mu, diri ini bergantung pada mu Ya Rabb.
Ku putuskan untuk rehatkan kembali diriku dan PC ini untuk menjalankan kewajibanku, karena telah masuk waktunya. Lewat sujudku, kan ku titipkan salamku, walau kau tak tahu maksudku saat ini, namun hati ini meyakini, bahwa ku mencintai kehidupanmu yang lalu, sekarang dan mungkin nanti. Kerena aku benar-benar tak tahu pasti, kamulah yang akan menjadi bagian hidupku nanti ataukah bukan. Yang aku bisa lakukan sekarang hanya benar-benar menunggumu.

Tidak ada komentar: