Sabtu, 21 Februari 2015

Rindukan Momen Ini Bersamamu, Bapak

Bapak, kini anakmu telah tumbuh menjadi sosok gadis bahkan mulai dewasa, bukan lagi seorang anak kecil yang selalu merengek bila permintaannya tak dituruti, selalu mencuri tanaman ibu di depan rumah untuk bermain masak-masakan, mencuri waktu untuk berenang di kali bersama teman-teman, senang memanjat pohon dan tembok samping rumah, hobi menangis dengan suara yang begitu mengganggu telinga sampai tetangga memberiku julukan Si Tukang Nangis dan bila aku menangis tetangga tak menganggapku menangis tetapi sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya, karena suara tangisanku sekeras saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan kala ada upacara bendera, anak yang sering tak mau berangkat sekolah dengan dua alasan yang selalu jadi senjatanya (perut sakit dan pusing), selalu menyembunyikan daun-daun 'tetean' di bawah kasur untuk dijadikan uang-uangan, hobi makan buah pisang dan segala olahan yang berasal darinya, bahkan hingga terbawa sampai sekarang, senang bergaya di depan cermin dengan sepatu dan tas kerja ibu, dan semua kenangan di masa kecilku.
Namun ada satu moment yang begitu aku rindukan sekarang. Moment yang sering kami lakukan bersama tatkala aku dan adikku masih memakai seragam putih merah. Ya, kala kami masih sekolah SD dulu. Moment yang sering kali dilakukan saat hari Minggu tiba.
Minggu pagi adalah moment kebersamaan bagi kami bertiga untuk melepas kepenatan. Memang sangat sederhana yang kami lakukan, namun begitu berkesan hingga sekarang.

Menyusuri hijaunya sawah sembari berlarian diantara tanaman padi yang mulai tumbuh isi, melihat burung-burung sawah yang mencari makan di pagi hari, mendengar suara kodok yang masih senang bernyanyi walaupun sang mentari telah menampakkan diri, melihat mobil-mobil di jalan dari kejauhan karena memang posisi kami tepat di tengah-tengah luasnya hamparan sawah milik petani, bertanya banyak hal tentang pertanian yang selalu saja Bapak tak pernah bosan untuk menjawab walau pertanyaan kami hampir selalu sama, menyusuri sawah sampai ke tepi jalan raya dan kemudian pergi bersama menuju Pasar Mertakanda untuk membeli kacang 'godog' dan jajanan pasar lainnya yang memang kesukaan kami. 

 (Inilah sawah yang sering kami singgahi di Minggu pagi)

Hingga akhirnya aku sendiri mempunyai julukan untuk moment di Minggu pagi yakni hari menyantap jajanan pasar, karena memang setiap Minggu hanya jajanan pasar yang selalu dibelikan Bapak untuk kami sekeluarga santap di pagi hari. Berondong jagung, roti galundeng, tahu pong, jagung rebus, merupakan beberapa makanan yang sering kami santap bersama sembari menonton televisi.

Ya, kenangan yang memang begitu sederhana namun membuat rindu di hati. Kenangan yang kini sulit untuk dilakukan, karena kami bukan anak kecil lagi yang tak diamanahi membersihkan rumah dan segudang aktivitas lainnya di Minggu pagi. 

Dalam benakku saat ini, aku ingin melakukan kebersamaan ini bersama dengan anak-anakku nanti. Walau aktivitas sederhana, namun sangatlah tepat untuk mengeksplorasikan keingintahuan seorang anak akan berbagai hal yang ada di alam, yang sesungguhnya adalah ladang keingintahuan. Bersama menyambut mentari dengan udara dingin persawahan dan embun yang malu-malu menetes diantara hijaunya dedaunan.
Terima kasih Bapak, atas kenangan indah yang dirajut bersama di Minggu pagi, akan aku bagi indahnya kebersamaan ini bersama cucu-cucu mu kelak, dan akan aku ceritakan kepada mereka bahwa ibunya ini juga sering melakukan hal yang sama bersama Kakung tercinta mereka.

Tidak ada komentar: