Selasa, 11 April 2017

Tiba-Tiba



Tak ada yang dirasakan kecuali perasaan kaget yang timbul secara tiba-tiba. 

Bagaimana tidak??? 

Tahu-tahu siang ini ada yang mengetuk pintu kamar kost sembari mengucapkan salam. Setelah kubuka, masyaallah……

Bapak datang ke Solo. Tak ada kabar apapun sebelumnya, tahu-tahu udah nongol aja. Dan yang paling penting adalah ada buah tangan yang dibawa, hehe. Alhamdulillah punya kawan untuk nglembur part 2, insyaallah. 

Ternyata beliau punya hajat ke Solo karena mau menjenguk kakak perempuan beliau di Mojogedang kabupaten Karanganyar Solo (kampung halaman bapak) yang baru-baru ini diuji dengan nikmat sakit dan sempat diopname di RSUD Karanganyar. 

“Heni boleh ikut nggak Pak?”
“Ra sah, dirampungke wae tanggungan ne”
“Ya sudah”
“Waaahh, Heni buat kopi ya?”
“Hehe, kan ngelembur, mah wajib punya amunisi.”

……………………………………………………………………..

Ya, sekilas saja karena Bapak memang hanya mampir sebentar untuk melihat kondisi anak gadisnya. Alhamdulillah sempat bercerita tentang satu hal yang sedang dan akan direncanakan.

Alhamdulillah, disaat diri ini mulai membutuhkan kembali penyemangat (karena sedang sedikit pusing dengan penghitungan kadar suatu zat yang dianalisa dengan spektrofotometer UV-Vis) ada orang tercinta yang datang berkunjung… 

Alhamdulillah……..

Oohhh ppm,
Ooohhh µg/mL,
Oohhhh mg/L,
Oooohhhh, kadar boraks ku……

Hayuuukkk lembur lagi dan besok kita sama-sama melangkah konsultasi, hehe

Senin, 10 April 2017

Bekal Ilmu



Syukur Alhamdulillah Allah memberi kesempatan pada diri ini mendengar kajian tentang nikah yang disampaikan oleh DR. Syafiq Reza Basalamah, MA dari sebuah frekuensi radio dakwah syari’ah lokal yang berslogan “Dengan Syari’ah Hidup Menjadi Indah” 101,4 F.
Bismillahirrahmanirrahim……. 



Inilah poin-poin yang tak ingin terlupakan, oleh karenanya menyempatkan diri tuliskan ini sebelum mencoba kambali bangkit menyelesaikan tugas akhir. 

1.    Tujuan dari pernikahan

Ringkasnya yakni jangan sampai memiliki tujuan hanya sebatas untuk menuruti nafsu semata. Namun ada beberapa hal yang jauh lebih penting dari itu semua yakni:
a.      Memperbanyak umat Nabi Muhammad SAW
b.      Menyempurnakan keimanan, atau separuh agama
c.       Menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan

2.    Memilih pasangan

Bagi seorang laki-laki dapat memilih calon pasangan dari 4 hal yakni kecantikan, kedudukan, harta dan yang paling baik yakni dari agamanya.
Bagi seorang perempuan pun juga demikian.
Tiga hal selain agama akan luntur dimakan waktu, namun agama tidak dan Allah telah menjamin jika memilih karena hal ini maka akan beruntung.  

3.    Walimahan

Tentang hal ini sebisa mungkin untuk menghindari praktek-praktek yang tidak sesuai syari’at. Mengawali suatu kebaikan dengan keburukan, tak akan mungkin akan bisa terlaksana. Praktek walimahan yang berkembang di masyarakat sering tidak sesuai dengan tuntunan misalnya, dengan mengundang penyanyi yang minim dalam berpakaian, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, seringkali justru mengundang orang-orang kaya (yang sudah terbiasa makan makanan yang enak) bukan malah orang-orang miskin (dalam hal ini ustadz memberikan saran misalnya ingin mengundang keduanya maka lebih baik, karena pelaksanaan walimahan dapat dilaksanakan lebih dari 1 hari), membuat undangan (yang harganya mahal) yang ujung-ujungnya hanya berakhir di tempat sampah (dalam hal ini ustadz juga memberikan solusi misalnya saja membuat undangan dengan buku saku dzikir pagi dan petang atau kalender hijriah yang didalamnya dituliskan serta undangan walimahan. Hal ini dinilai jauh lebih besar kebermanfaatannya) dan contoh praktek-praktek walimahan lainnya. Maka perlunya mencari llmu sebelum menjalani.

4.    Prinsip-prinsip dalam pernikahan

Ringkasnya pula yakni bahwa pernikahan yang dibangun tanpa ilmu terkadang akan mengalami porak poranda kala badai rumah tangga sedang melanda. Oleh karenanya penting memahami prinsip dari sebuah pernikahan yang mengharapkan ridho Allah semata agar Allah ridho kepada pernikahan ini untuk bisa terajut kembali di Jannah-Nya nanti. Prinsip-prinsipnya yakni:
a.   Saling membutuhkan
b.   Saling berterima kasih 
c.   Saling melihat pada kelebihan bukan pada kekurangan pasangan
d.   Saling memaafkan
e.   Saling menutupi kekurangan
Pada poin ini bisa diambil beberapa contoh yakni: (khusus bagi para istri) untuk tidak curhat permasalahan rumah tangga kepada orangtua, namun bila memang memerlukan untuk curhat maka curhatlah pada orang yang berilmu, misalnya ustadz dll. Hal ini dikarenakan bila seorang istri (anak) menceritakan permasalahan rumah tangga pada orangtuanya maka pasti akan menghasilkan hasil yang bukan solusi, terkadang justru hanya semakin memperkeruh permasalahan. Hal ini disebabkan orangtua pasti akan mengedepankan perasaan mereka sebagai orangtua yang begitu mencintai putra-putrinya dibandingkan dengan mengedepankan logika mereka. 

Hal ini wajar karena, orangtua memiliki sifat sangat menyayangi buah hatinya. Namun perlu para istri (anak) ingat bahwa ketika akad telah terucap maka saat itu juga surge/neraka mereka terletak pada suaminya. Maka selesaikan permasalahan ini dengan suami atau jika memang membutuhkan saran maka datangi orang-orang yang berilmu. Sekali lagi karena jika curhat ke orangtua, terkadang justru memperkeruh suasana. Selain itu pula perlu diingat bahwa janganlah membuat mereka terbebani dengan permasalahan diri ini di masa-masa tuanya, kasihan. Beliau-beliau telah lama lakukan ini ketika anaknya belum dipersunting orang. Biarkan mereka beristirahat dari permasalahan pada masa tuanya. 

f.        Saling tarik-ulur

Logikanya yakni jika seutas tali sama-sama ditarik dari masing-masing ujungnya maka tali ini akan putus. Namun jika disaat salah satu ujung menarik, maka salah satu mengulur. Sehingga tali ini akan tetap kokoh. 

g.      Saling mengingatkan dalam kebaikan.


Demikian ringkasan isi kajian dari beliau. Meski belum terjabarkan dengan gamblang karena keterbatasan waktu, semoga bisa sebagai pengingat bagi diri ini khususnya.


 --------------------------------------------------------------------------------------------



#sehidup sesurga

Minggu, 09 April 2017

Berkah

Tak ada yang dicari dalam kehidupan yang fana ini selain keberkahan dari Allah SWT. Keadaan lapang maupun sempit bukan kewenangan kita untuk memilih salah satu diantaranya. Allah lah yang mempergilirkan keduanya terjadi pada diri setiap hamba-hamba-Nya. 
 
Bukan tentang betapa nikmatnya saat kelapangan memihak pada diri kita atau bahkan tentang betapa sengsaranya ketika kesempitan menyapa. Bukan, bukan tentang itu semua. Tentang keberkahan yang saya maksudkan. 

Betul, tentang keberkahan…..
Sebelumnya alangkah baiknya bila kita mengetahui arti berkah, barokah, keberkahan atau istilah lainnya yang semakna. 

Dalam bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu. Adapun makna barokah dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya.  



Mari  saya ajak sahabat-sahabat semua untuk menilik tentang keberkahan pada kedua keadaan yang saya sebutkan sebelumnya, kelapangan dan kesempitan. Keadaan kelapangan identik dengan banyaknya kenikmatan yang dirasakan, misalnya saja kelapangan dalam hal rezeki, kesehatan, mencari ilmu dan kelapangan lainnya. Sedangkan kesempitan biasa ditilik dari keadaan yang dirasa serba tak memihak pada diri kita. 


Namun, perlu sahabat ketahui bahwa dua keadaan tersebut sejatinya pasti akan kita alami dalam kehidupan yang fana ini. Hanya saja sisi ”keberkahan” yang seringkali kita lupakan saat menjalani keduanya. Seorang ustadz dalam sebuah kajian MQ FM menerangkan bahwa hanya keberkahanlah yang seharusnya kita harapkan ketika menjalani fase kelapangan maupun  kesempitan. Kembali mengingat arti berkah yang berarti bertambahnya kebaikan. Sehingga dalam hal ini diharapkan saat menjalani dua fase tersebut, baik ketika lapang maupun sempit, kebaikan pada diri ini justru semakin meningkat. Dua keadaan ini (kelapangan maupun kesempitan) sejatinya sama baiknya bagi yang memiliki keimanan. 

Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له

Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya

Masih perlukah kita mengharapkan yang lainnya selain hanya keberkahan dari Allah?????
Mari saya ajak sahabat kembali mengingat tentang betapa hanya keberkahan lah yang senantiasa kita harapkan limpahan-Nya dari Sang Pemilik Jagat Raya dan Penggenggam skenario kehidupan. Saat kita makan, insyaallah pasti tak ada yang terlupa untuk selalu membaca doa ini:
 
الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَـنَا، وَقِنَا عَذَابَ الـنَّارِ 

Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar

Yang artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka."


Mari saya ingatkan kembali,berhubung beberapa waktu lagi kita akan menjumpai bulan yang penuh kerakhmatan, bulan Ramadhan. Pasti sahabat tak akan asing dengan doa ini: 


Allohumma Baariklanaa Fiirojaba Wasya’baana  Waballighnaa Romadloona 
Yang artinya: Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rojab dan Sya'ban Dan temukanlah kami dengan bulan Romadlon

Atau doa yang satu ini pasti sahabat semua tak akan asing mendengarnya kala terdapat momen indah nan bahagia:

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Yang artinya: Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan”.  (HR. Abu Dawud no. 2130).


Masyaallah, betapa hanya keberkahan yang sejatinya kita harapkan semata dari Allah SWT. Keberkahan yang berarti hanya mengharap ridho Allah, baik saat menghadapi kelapangan maupun kesempitan.

…………………………………………………………………………………………………..



Untuk doa yang saya tulis diakhir….


Bismillahirrahmanirrahim, doakan saya ya sahabat untuk kembali bersemangat memperbaiki dan memantaskan diri untuk menjemput janji Allah ini:

“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula. Sedangkan perempuan-perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia yakni surga.” (QS. An Nur: 26)

Berharap Allah menjadikan diri ini wanita yang baik, karena ingin sekali dipertemukan dengan laki-laki yang baik, yang dengannya, kami sama-sama saling mendukung perjuangan untuk bertemu kembali di Jannah-Nya bersama anak keturunan kami kelak. yang tak hanya mengharapkan bisa sehidup semati dengannya, namun sehidup sesurga, insyaallah.