Minggu, 20 September 2015

MENJADI OBAT NYAMUK

CAFETARIA. Tempat ku mencari bahan-bahan materi untuk setumpuk laporan praktikumku, kini berubah menjadi tempat yang tak cukup nyaman lagi. Beberapa menit ku tinggalkan karena harus kembali ke kost, mendadak berubah menjadi tempat kontes mesra kawula muda.

Yang lebih menyesakkkan hati adalah, AKU MENJADI OBAT NYAMUK BAGI SEPASANG MODEL MESRA INI.

Oke, mendengarkan celoteh mereka cukup membuat suasana sedikit riang, meski aku tak paham apa yang mereka bicarakan.

Tak menggubris apa sedang pasangan ini bicarakan, ku arahkan mata ini ke depan. Dan lagi-lagi, aku kembali melihat kontes yang sama.
"Ooohh kawan tidakkah kalian mengerti arti muka ku yang suntuk ini? Sedari tadi mencari-cari bahan materi untuk laporan ku ini?"

Alhamdulillah, menjelang pukul 16.00, suasana kesukaan ku kembali. Kembali sepi, dan tentunya terdengar riuh rendah suara angin yang menyapu pepohonan di tempat ini. Suasana syahdu dan romantis untuk sekedar menuliskan kata-kata di halaman ini.  Namun, aku tak bisa lama-lama disinii. Beberapa kewajiban yang segera aku selesaikan, karena deadline sudah menunggu. 

RINDU

Hampir 2 bulan lamanya aku tak singgahi tempat ini. Tempat yang hampir setiap minggunya ku datangi. Datang kesini memang tak sekedar untuk melepas kepenatan, melamun, merasakan segarnya udara & sunyinya suasana tanpa riuh riang teman-teman satu kampus, tetapi juga untuk mencari bahan-bahan tugas yang setiap minggunya selalu menanti untuk diajak bermain bersama pena. Cafetaria. Ya, tempat ini hanya ku singgahi setiap akhir pekan. Aku sengaja memilih hari Minggu untuk nongkrong sendirian disini. Bukan tanpa alasan. Yang jelas wifi di hari Minggu adalah kenyamanan yang menjadi nomor satu. Dan alasan mengapa sendiri, karena memang tak ada yang menemani untuk saat ini.

Well, bukan itu semua yang akan aku ceritakan di halaman rumah ku ini.
Tapi,,,

Beberapa hari yang lalu, saat-saat materi pretest meminta untuk ditemani setiap hari, ada satu hal yang membuat gusar pikiran ini. Rindu. Iya rindu. Namun yang menjadi pertanyaan yakni, "Rindu kepada siapa?" Beberapa orang melintas dipikiran kala itu. Hmm, tak hanya kali itu, namun kali saat aku tuliskan ini pun juga. Dia kah? Atau dia? Mungkinkah dia?
Dia-
Dia-
Dia-
Dia yang mana? Itulah pertanyaan terakhirnya.
Pertanyaan yang akupun tak tahu jawabannya. 

Beberapa waktu lalu pun saat menunggu antrian kamar mandi kost, ada satu pertanyaan melintas dari kakak tingkatku. "Hen, kamu ndak kepengen pacaran?"

Sesaat aku pun terdiam dengan pertanyaan ini. Pertanyaan yang aku sendiri masih menguatkan hati untuk tidak melakukan itu.

Dan jawabanku untuknya "InsyaAllah ndak, pengennya waktu udah halal aja, lebih romantis."

Mulutku memang perlahan sudah bisa mengeluarkan kata-kata demikian. Tetapi, jika perasaan rindu yang tiba-tiba muncul tanpa mengenal waktu, dibuatnya kacau lah pikiran ini.

Yaa Rabb, kuatkanlah hamba dalam masa penantian ini. Penantian yang pasti akan terungkap semua misteri yang selama ini hamba cari.

Jumat, 28 Agustus 2015

Di Tengah Kegalauan


Entah mengapa, malam-malam begini hati terasa tak seperti biasanya. setelah mata terfokus selama hampir 2 jam lamanya untuk menonton film "99 Cahaya di Langit Eropa" lantas iseng-iseng melanjutkan hal lain karena power laptop yang masih lumayan dan ditemani lagu sendu "Kisah Kita" yang dinyanyikan Vidi, tiba-tiba virus galau mengancamku. Kembali teringat pada sesuatu. tapi, ditengah kegalauan ini, beruntung aku temukan tulisan ini di file dokumenku. 

Dan jadilah ku postingkan tulisan ini disini. Aku sendiri lupa, kapan aku pertama kali membaca, siapa yang menulisnya, alamat web nya dan mengapa aku simpan tulisan orang ini. But, aku rasa ini penting. Terutama penting bagi diri ku pribadi.
..........................................................................

Jelang akhir tahun, banyak pelajar dan mahasiswa yang berjibaku dengan ujian akhir semester. Demi memperoleh nilai yang memuaskan, belajar mati-matian pun dilakukan. Tak jarang dalam prosesnya rasa penat dan bosan datang membayang. Mendapat nilai tinggi di tengah stres yang tinggi pula, tentu menjadi beban tersendiri. Menyerupa sosok idealis bagi sebagian anak akhirnya menjadi pilihan terakhir; “Ah, tak apa menyontek, yang penting nilaiku bagus.”

Fenomena menyontek di kalangan pelajar dan mahasiswa begitu lazim, hingga sosok idealis dan radikal macam Andri Rizki Putra menjadi buah bibir masyarakat. Penulis “Orang Jujur Tidak Sekolah” itu, ramai diberitakan media massa karena berani menentang sekolahnya yang memberi contekan saat Ujian Nasional. Hal luar biasanya, ia mampu belajar sendiri tanpa bersekolah di SMA formal, kemudian lulus dengan predikat cum laude dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kuliahnya, yang ia tembus dengan berbekal ijazah paket C, hanya ia jalani selama 3 tahun.

Pribadi sekuat dan setegar itu, apa rahasianya? Inilah 6 hal yang menjadi kekuatan Rizki, yang ia bagikan dalam acara sharing “Yang Muda Berani Beda”, di Gedung Wakaf Pro Bandung Sabtu (15/11) lalu:
1. Faith
Sebagai Muslim, kekuatan terbesar kita adalah keyakinan pada Allah SWT, serta pada diri sendiri. Kadang kita memiliki stigma atas potensi diri, dan itu mengganggu. Namun yang dapat mengenali dan mengatasinya, tetap diri kita sendiri.
2. Do what you love
Lakukan apa yang kamu sukai. Jangan mengambil keputusan hanya untuk terlihat pintar, atau karena itu terkesan prestisius. Bila melakukan sesuatu berdasarkan bakat dan apa yang kita cintai, pasti hasilnya maksimal.
3. Open minded
Jangan tutup diri dari opini orang lain. Jangan sampai kita menjadi pribadi yang arogan.
4. Character
Karakter kita pun merupakan hal yang penting. Karakter kita sendiri, terbentuk saat kita mengambil suatu keputusan, itu pun tidak bisa dalam waktu yang sebentar. Kunci pertamanya, yakni mengenal diri sendiri.
5. Ikhlas dan pasrah
Manusia selalu punya ambisi. Namun di sisi lain, kita cenderung “mendikte”. Pada akhirnya, kemampuan untuk ikhlas dan pasrah atas hasil, itulah yang penting. Orang yang mampu menguasai keduanya, jelas punya kecerdasan emosional. Kecerdasan itu yakni kemampuan mendengar, menyerap, dan mengimplementasikan.
6. A duty to act
Semakin tinggi pendidikan, semakin besar kewajiban kita untuk membantu orang lain. Figur yang dibutuhkan dunia saat ini pun bukanlah mereka yang berpengetahuan luas atau memiliki IQ cemerlang. Tapi, mereka yang mampu mengimplementasikan atau merealisasikan.

Putus sekolah sendiri bagi Rizki, merupakan wujud kemarahannya. Sebelumnya, ia sempat sekolah di SMA formal selama 1 tahun. Namun akhirnya ia memutuskan keluar, menjalankan metode “unschooling”. Kini, ia tengah mengembangkan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB), yang bertujuan untuk membantu anak-anak putus sekolah. Anak-anak itu, diajari dan dibimbing hingga meraih Ijazah Kesetaraan Paket A, B, dan C.
Meski sempat membuatnya sakit hati pada sistem, idealisme yang Rizki pegang erat-erat tak lantas dijadikan alasan untuk menyerah. Di tengah tekanan lingkungan, Rizki mampu bangkit sebagai contoh pemuda jujur, yang mengusahakan kebaikkan bagi sesama pelajar. Kalau Rizki bisa, masa kita tidak?

Senin, 03 Agustus 2015

Sempat Terlupakan

Begitu ku buka blog ini, terasa benar-benar telah lama aku tinggalkan dunia baruku ini. Postingan terakhir hampir empat bulan yang lalu. Empat bulan tanpa membuka sedikit pun. Menengok pun tidak. Jika kubayangkan dunia baruku ini sebuah rumah, pasti akan sangat kotor rumahku itu, karena tak pernah disinggahi pemiliknya. Entahlah, aku sendiri juga tak paham kenapa bisa begini. Hanya sedikit yang teringat jika 4 bulan itu diisi dengan tumpukan laporan praktikum yang selalu setia meminta untuk ditemani setiap hari, terlebih di akhir-akhir minggu. Membuka laptop dan tentunya bermain di taman dunia maya pun hanya untuk bermain petak umpet mencari-cari bahan materi. Lantas menyusun teka-teki untuk dijadikan landasan teori dan tentunya pembahasan atas praktikum yang telah dijalani. 

Setidaknya itulah yang aku ingat sekarang, mengapa dunia baruku ini sepi sekali. 


Tapi, alhamdulillah. Walau lama tak ku singgahi, namun tetap ada hasrat yang mendorong ku untuk mampir disini walau sejenak untuk kembali membereskan debu-debu rumahku yang lama tak ku sapu, hehe.

Sabtu, 11 April 2015

Janji Allah Pada Kita


"Dan tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu bener-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”
(Q.S Ar Ruum 20-21)

Bukti kebesaran Allah ini kembali menguatkan ku
Kuatkan penantian panjangku
Untuk bertemu yang dilahirkan untukku dan aku yang dilahirkan untuknya
Aku yakin
Aku kembali yakin
Aku kembali percaya
Aku percaya
Dua jiwa kan melebur menjadi satu karena-Nya
Cinta sejati dan cinta suci karena-Nya
Aku yakin
Aku kembali yakin dan percaya
Cinta kan menemui cinta
Karena Maha Cintalah yang menyatukan kita
Meleburkan cinta kita dalam kesucian
Aku yakin
Aku percaya
Sukmaku kan melebur menjadi satu dengan sukmamu
Karena cinta kita sejati, suci dan abadi

Selasa, 17 Maret 2015

Kowe Ki Cah Medis

"Kowe ki cah medis", sebuah kalimat yang sungguh membangunkan diriku tatkala ku dengar seseorang yang mengatakan kalimat ini kepada salah seorang lainnya karena salah seorang itu dapat dikatakan kurang tanggap dalam menghadapi gejala klinis yang dia alami kala itu. Ya, memang kalimat itu tak ditujukan kepadaku, namun terbesit rasa ada yang kembali menyadarkanku akan jati diriku saat ini. Rasanya seperti terbangun dari alam bawah sadar dan sungguh membuka mata hati ini untuk benar-benar bangun. 

Bismillahirrahmanirrahim, dengan hanya mengharap ridho dari-Nya lah kaki ini tetap dan terus melangkah. Berjuang untuk orang tercinta di kampung halaman dan orang-orang tercinta lainnya yang  akan diri ini hadapi nantinya, kaum yang berjuang mencari perantara-Nya untuk sembuh dari nikmat sakit yang Allah takdirkan pada manusia yang sesungguhnya dapat menjadi salah satu kunci penghapus dosa dan menjadi kunci pahala bila dijalani dengan hati yang lapang dan sabar. Dan hanya cintalah yang menguatkan diri ini untuk bertahan demi menggapai sebuah cita dan asa yang nantinya benar-benar terakumulasi menjadi sebuah cinta yang sesungguhnya.

Minggu, 15 Maret 2015

Sepeda Onta jadi Saksi Surat Cinta Ala Mereka

Suasana syahdu di depan perpustakaan kampus yang tutup karena memang hari libur ditemani rintik hujan yang sedari tadi mengguyur kawasan ini membuat benakku melayang kepada salah seorang sahabat yang menemukan kisah cinta nya sendiri hinggga ia menemukan rasa cinta kepada Sang Pemilik Cinta yang sesungguhnya. Kisah cinta mereka memang unik. Mereka telah menjalin ini begitu lama dan masih berlangsung hingga kini. Hingga beberapa waktu lalu aku mendapat kabar bahwa mereka berdua telah menjalin komitmen. Mereka tak menamakan jalinan ini sebagai sebuah pacaran. Namun lebih kepada membangun cinta diantara mereka.

SMA Negeri 1 Kebumen khususnya tempat parkir di depan laboratorium biologi menjadi saksi bisu pengiriman surat cinta mereka berdua. Dua insan manusia, satunya sahabatku sendiri dan satunya adalah kakak tingkat tepat diatas kami. Surat cinta sebagai media saling bertukar pesan, selalu mereka sematkan di sepeda onta si lelaki, dan si perempuan akan membalas surat itu dan diletakkan pula di sepeda onta si lelaki, begitu sepanjang waktu. Hingga tak semua orang tahu akan hal ini. Padahal dapat dikatakan mereka adalah bagian dari aktifis sekolah kala itu. Yang tahu hanyalah beberapa orang yang beruntung, salah satunya aku, hihihi. Sungguh romantis kisah mereka. Hingga yang aku takjubkan adalah adanya perubahan yang luar biasa yang terjadi pada sahabatku itu tatkala telah menemukan sosok cintanya.

Selain surat cinta mereka, Al-Qur'an sampul pink juga menjadi saksi romantisme mereka. Tiap kali aku melihat Al-Qur'an itu, sungguh dibuat merinding dan haru biru diri ini. Tahukah, yang membuat mereka benar-benar berkomitmen adalah, masing-masing dari mereka telah diperkenalkan kepada keluarganya masing-masing. Kini mereka berada di kampus impian mereka berdua, kembali merajut cita-cita yang kemudian merealisasikan cita menuju cinta. 
#Kawan, ku doakan kalian berdua saling menjaga hati kalian masing-masing sampai benar-benar jalan halal yang akan di tempuh oleh kalian berdua. Sungguh hati ini dibuat senang, gembira, iri akan keromantisan kalian dan membuat diri ini juga berdoa agar diri ini diberi kekuatan dalam menanti seseorang dan terus berjuang dalam proses memantaskan diri.

Hampir Lama Tak Bisa

Tulisan ini ku buat disela-sela beberapa tumpukan tanggung jawab diri ini pada orang tua yang ada di kampung sana. Lama diri ini tak dapat menuliskan apapun bukan tanpa sebab, mulai dari sebab yang dianggap cukup klise sampai sebab yang memang bisa jadi dianggap sebagai sebuah alasan tersendiri. Kini terlintas beberapa ide di otak pemberian Allah ini yang segera meminta untuk ku tulisakan sebelum hilang menguap dan sebelum diri ini berkutat dengan yang lainnya.

Beberapa hari ini banyak hal yang datang silih berganti. Berganti, kemudian sebagian ada yang datang lagi dan sebagian tidak. Hal-hal inilah yang membuatku tersadar akan sesuatu yang sebelumnya memang pernah terjadi padaku, namun entah mengapa diri ini kembali mengulang hal yang dapat dianggap sama. Hanya dengan cinta dari-Nya lah diri ini mengharap pelukan erat-Nya agar tak kembali lagi ke jurang kehidupan yang sama. Sungguh, beberapa hari ini pula aku menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah lama aku ajukan pada diriku sendiri tentang sesuatu yang aku jalani saat ini. Dengan mengucap syukur yang tiada tara diri ini sampaikan kepada Pemilik Nikmat, akhirnya setelah beberapa lama menunggu, tersajilah sebuah jawaban yang terlontar dari seseorang yang luar biasa. Wanita muslimah nan cantik parasnya, pintar dan sholihah, insyaAllah.

Beberapa hari ini pula, sebuah rencana indah terlintas di benak, namun sengaja belum aku realisasikan karena beberapa pertimbangan yang akan aku lihat terlebih dahulu sebelum benar-benar ku putuskan untuk direalisasikan. Dan sampai pada tulisan ini diterbitkan di blog ku, aku masih belum yakin akan rencanaku itu. Bermimpi membantu orang-orang terkasih di kampung sana, namun masih belum menemukan keyakinan pasti di tengah-tengah hiruk pikuk mempersiapkan masa depan.
Ya Allah ku panjatkan pinta kepada-Mu, agar diri ini diberi kekuatan bukan kemudahan dalam menjalani hidup dan mempersiapkan hidup yang lebih kekal nantinya. Juga kekuatan untuk tetap berada di jalan-Mu, karena sesungguhnya jika berada di jalan-Mu, semua akan terasa indah dijalani dan diresapi.

Doa Seorang Prajurit pada Puteranya

Tuhanku, Allahu Rabbi, bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk menyadari manakala ia lemah. Dan cukup  berani untuk menghadapi dirinya sendiri manakala ia takut. Manusia yang memiliki rasa bangga dan keteguhan dalam kekalahan, rendah hati dan jujur dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi seseorang yang kuat dan mengerti, bahwa mengetahui serta mengenal diri sendiri adalah dasar dari segala ilmu yang benar.

Tuhanku, Allahu Rabbi, janganlah puteraku Kau bimbing pada jalan yang mudah dan lunak. Biarlah Kau bawa dia ke dalam gelombang dan desak kesulitan tantangan hidup. Bimbinglah puteraku, supaya dia mampu tegak berdiri di tengah badai, serta berwelas asih kepada mereka yang jatuh.

Bentuklah puteraku, menjadi manusia berhati bening dengan cita-cita setinggi langit. Seorang manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum memimpin orang lain.
Seorang manusia yang mampu meraih hari depan tapi tak melupakan masa lampau. Dan setelah segala menjadi miliknya, semoga puteraku dilengkapi hati yang ringan untuk bergembira serta selalu bersungguh-sungguh namun jangan sekali-kali berlebihan.

Berikan kepadanya kerendahan hati, kesederhanaan dan keagungan yang hakiki, pikiran cerah dan terbuka bagi sumber kearifan dan kelembutan dari kekuatan yang sebenarnya sehingga aku, orang tuanya, akan berani berkata, “Hidupku tidaklah sia-sia.”