Senin, 21 Agustus 2017

Sebuah Kesempatan


SAMBUTAN PERWAKILAN MAHASISWA DALAM ACARA
SILATURAHIM D3 ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA


Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

..............Pembukaan bahasa arab..............

Yang terhormat Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi, atau yang mewakilinya
Yang saya hormati Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan Universitas Setia Budi
Yang saya hormati Bapak Ibu Dosen dan Karyawan serta teman-teman yang saya banggakan.

Pertama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam acara “Silaturahim D3 Analis Kesehatan Universitas Setia Budi” yang insyaallah kita harapkan berkah dan ridho Allah dari awal hingga purnanya acara ini. Tak lupa, sholawat serta salam kita haturkan kepada suri tauladan kita Nabiullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan kepada zaman yang terang benderang dan yang kita nantikan syafa’atnya kelak di yaumil akhir.

Perkenankanlah saya Diah Anggraheni Setianingsih, dengan izin Allah mendapat amanah selaku perwakilan mahasiswa untuk menyampaikan sepatah dua patah kata pada kesempatan hari ini.

Bapak, Ibu serta teman-teman yang saya muliakan.
Kepakan sayap nan indah serta keelokan kupu-kupu yang terbang diantara pesona taman bunga, tidak lepas dari sebuah kata yakni perjuangan. Sebuah proses perjuangan metamofosis yang diawali dari sebuah telur-ulat-kepompong dan akhirnya menjadi seekor kupu-kupu indah yang terbang untuk mengambil saripati bunga serta menebar manfaat dengan membantu proses penyerbukan. Sama namun tak serupa, metamorfosis ini pulalah yang kami alami selama hampir 3 tahun merajut mimpi dan asa dengan bergabung di D3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi.

Tepat pada 3 September 2014 kami memulai fase-fase metamorfosis kami. Kami bagaikan telur-telur yang datang dari berbagai penjuru bumi pertiwi, dari Sabang sampai Merauke, memulai langkah-langkah perjuangan kami dalam bermetamorfosis. Telur-telur yang akhirnya lambat laun berubah menjadi ulat, kemudian menjadi kepompong. Pada fase inilah peran Bapak Ibu tidak ternilai harganya bagi kami. Bagaikan ulat yang membutuhkan banyak dedaunan sebagai bahan pangan serta bagaikan kepompong yang memerlukan banyak kesabaran serta keyakinan dalam menanti fase berikutnya, kamipun tak ubahnya sama seperti seekor ulat. Kami memerlukan berbagai macam ilmu serta keterampilan sebagai bahan pangan kami dalam mendukung masa depan kami nanti. Dengan penuh kesabaran dan keilkhasan, Bapak Ibu selalu mendampingi kami, bahkan disaat-saat keterpurukan kami, Bapak Ibu senantiasa memberikan dukungan serta doa kepada kami untuk selalu yakin bahwa dengan pertolongan Allah dan tekad yang kuat kami mampu untuk melanjutkan fase metamorfosis kami. Meskipun banyak kenakalan yang kami lakukan, keluh kesah yang selalu kami ajukan, namun Bapak Ibu tetap setia mendampingi fase perjuangan kami. Sampai pada saat ini, kami lah kepompong-kepompong yang masih memerlukan dukungan serta doa dari Bapak Ibu. Masih ada beberapa fase yang harus kami lewati sebelum akhirnya kami akan menjadi kupu-kupu indah insyaallah pada bulan Oktober nanti. Kupu-kupu yang siap terbang untuk mengambil estafet kepemimpinan serta menebar manfaat bagi sesama dengan bekal ilmu yang telah kami peroleh.

Bapak, Ibu yang saya hormati.
Tiada kata yang patut kami haturkan kecuali rasa hormat serta terima kasih yang tak terkira atas dedikasi Bapak Ibu dalam mendidik kami. Hanya Allah SWT yang mampu membalas kebaikan Bapak dan Ibu. Kami doakan dedikasi Bapak Ibu dapat menjadi amal jariyah yang pahalanya selalu dapat tertuai meski kelak tak ada di dunia ini. Serta, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan yang kami lakukan kepada Bapak Ibu selama kami menjalani fase-fase metamorfosis kami hampir 3 tahun ini. Doakan kami nantinya menjadi manusia-manusia yang menggunakan dengan bijak ilmu yang telah Bapak Ibu berikan, sebagai perwujudan bakti kami kepada Bapak Ibu yang telah menjadi perantara Allah dalam mempelajari ilmu-Nya. Sehingga manfaat dapat tersemai pada segala sisi kehidupan, khususnya pada bidang kesehatan.

Diawali dengan diadakannya acara ini, semoga ikatan silaturahim tetap terjalin diantara Bapak, Ibu serta kami, meski nantinya sisi-sisi ruang dan waktu lah yang memisahkan fisik kita, namun insyaallah tidak dengan jiwa kita.

Demikianlah, sepatah dua patah kata yang dapat saya sampaikan pada kesempatan hari ini. Kebaikan datang nya dari Allah SWT dan kesalahan murni datangnya dari diri saya pribadi, saya mohon kesediaan Bapak Ibu serta teman-teman untuk memberikan maaf atas kesalahan tindakan maupun ucapan saya dalam sambutan ini.

Sekian.
Akhirul kalam, Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

...................................................................................................................................................

Inilah ikhtiar pembuatan naskah sambutan yang coba aku buat untuk acara besok pagi. Mudah-mudahan Allah menuntunku dalam bertindak dan berucap, sehingga hanya kata-kata dan sikap yang bermanfaat yang kelak akan terpancar dari diri yang dipenuhi dengan dosa ini. Bismillah, Lillahita'ala. Hanya ridho-Mu lah yang senantiasa diri ini harapkan.