Selasa, 24 Februari 2015

Di Balik Sebuah Benda Bernama Sapu Lidi

Meski terlihat sederhana yakni kumpulan lidi yang diikat menjadi satu dengan tali atau pengikat lainnya kemudian digunakan sebagai alat untuk menyapu, namun dibalik itu ternyata benda ini menyimpan pesan moral tersendiri. Entah siapa yang pertama kali menemukan dan memulai pembuatan benda yang satu ini, tapi percayalah seseorang itu tidak hanya berjasa karena telah membantu ibu-ibu untuk membersihkan halaman rumah mereka, namun juga menyimpan seribu makna yang ternyata melekat pada benda temuannya.
Memang tak pernah terbayangkan sebelumnya, begitu pun aku yang tak pernah memikirkan sesuatu dibalik indahnya sapu lidi, hanya sekedar memanfaatkannya tatkala akan menyapu halaman rumah yang penuh dedaunan yang dengan indahnya terbang terbawa angin saat dirinya ditakdirkan Yang Kuasa untuk jatuh di tanah yang kemudian kusapu dan kubuang.


Pemikiran ini sebenarnya pernah terlintas sejenak di otak ini, namun sempat aku acuhkan. Namun ternyata, di pagi ini melintas kembali tentang Si Sapu Lidi yang mencuri perhatian untuk sejenak dipandangi dengan seksama lantas mencari sesuatu yang tersimpan rapi di kerumunan batang lidi dan seutas tali yang dengan indahnya pula menyatukan mereka semua.

Secara umum, dari semua jenis sapu lidi yang ada, pesan moral yang melekat padanya adalah tentang indahnya kebersamaan, kekompakan dan istilah lainnya yang menggambarkan persatuan. Pernah terbayangkan tidak, jika kita melepas pengikat mereka? Maka akan kita temukan bahwa ternyata lidi-lidi yang memang dari jauh terlihat sama semua namun jika diamati dengan seksama, bentuknya berbeda-beda. Ada yang kurus kering dengan pinggirnya halus, ada pula yang terlihat besar karena saat merapikan pinggirnya, daun kelapa masih senang melekat padanya sehingga terlihat begitu besar diantara yang lainnya, ada yang berwarna putih bersih, ada yang hitam dan perbedaan lain yang silakan anda buktikan. Namun perlu diingat jika benar-benar akan membuktikan sendiri yakni jangan lupa mengikat mereka kembali, karena bila tidak, maka ibu anda tentu akan mengadakan pidato dadakan di depan Anda.

Pernah terpikirkan tidak bagaimana beratnya tugas Si Tali yang senantiasa menyatukan perbedaan yang ada? Apalagi saat kelompok mereka digunakan untuk menyapu, maka tugas Si Tali semakin berat karena harus terus kuat menyatukan Si Lidi yag tentunya akan selalu berubah posisi saat digunakan untuk menyapu. Saya rasa dari Si Tali, kita dapat belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang dapat menyatukan perbedaan yang ada, dan menyadarkan kepada pasukannya bahwa perbedaan bukan untuk dipermasalahkan, namun untuk disatukan.

Selain itu, ada hal lain yang memang tak pernah sekalipun kita pikirkan tentang kekompakan mereka. Bayangkan jika Si Tali enggan untuk mengompakkan mereka? Bukannya halaman bersih, namun justru lidi  akan berserakan di halaman dan menemani dedaunan yang sedari tadi menunggu dan membuat halaman semakin penuh dengan serakan. Bayangkan juga jika saat kita menyapu dan lidi-lidi tak mau melangkah bersama dan searah sesuai dengan seruan Si Tali? Benar-benar tak dapat dibayangkan.

"Dengan perbedaan yang ada, kita melangkah bersama untuk satu tujuan yanng sama" layak dijadikan penyemangat kembali di tengah-tengah kesemrawutan di negeri ini.

........................................................

Itu tadi adalah pesan moral secara umum yang pasti terbesit di benak kita tatkala pertama kali melihat sapu lidi. Namun, ada yang jauh diluar dugaan bahwa dari cara kita menggunakannya, ternyata kita dapat mengampil pelajaran dari nya. Coba perhatikan gambar ini,


Saat menggunakan sapi lidi pasti tubuh kita diajak untuk sejenak membungkuk dan tentunya pandangan kita tak mungkin melihat yang lainnya kecuali terfokus pada benda yang kita sapu. Oke, dari "membungkuknya badan" saja kita dapat memetik hikmah bahwa posisi ini didentikkan dengan bentuk kesopanan seseorang. Bayangkan, akan seperti apa sulitnya saat kita mencoba menyapu namun posisi dan pandangan kita, kita dongakkan ke atas? Selain kita tak dapat melihat si sampah dimana keberadannya, tentunya posisi ini juga identik dengan sikap keangkuhan. Nah, itu tadi adalah sekelumit pesan dari posisinya.

Kini coba kita petik juga hikmahnya saat mata kita terfokus pada sampah yang kita sapu. Tentunya kita dapat belajar, bahwa kefokusan itu diperlukan dimana saja. Fokus berarti konsentrasi pada satu hal. Ya, dalam kehidupan nyata fokus sangat diperlukan tatkala banyak hal yang harus kita selesaikan. Tak mungkin kan, dari banyak hal itu kita selesaikan semua dalam satu waktu? Pastinya harus diselesaikan secara bergantian sesuai dengan skala prioritas yang kita punya. Dari, mengatur skala prioritas saja kita membutuhkan kefokusan yang total, terlebih saat menyelesaikannya.

..............................................................................................

Satu pesan yang juga sama pentingnya yang perlu selalu untuk diingat yakni, "Janganlah memandang remeh apa yang memang terlihat remah, baik orang maupun hal lainnya. Karena kita tak akan pernah tahu hal besar apa yang tersirat padanya tatkala kita tetap memandang remeh mereka yang ternyata menyembunyikan seribu makna dari yang kita duga, dan kita tak akan pernah tahu apakah orang lain justru sering meremehkan diri kita manakala kita sering meremehkan yang lainnya. Ingatlah bahwa siapa yang menanam dia yang akan memetik, siapa yang mencoba meremehkan, suatu saat dialah yanng akan diremehkan".

Tidak ada komentar: