Minggu, 17 Januari 2016

Teruntuk Imamku Kelak


Kau
Iya, kau
Kau, yang aku tak tahu siapa dirimu
Kau, yang aku juga tak tahu dimanakah dirimu kini
Kau, yang masih menjadi misteri hingga detik ini
Kau, yang aku yakini menjadi bagian dari diriku, karena aku telah tercipta dari tulang rusukmu
Kau, yang telah ditakdirkan Allah untuk menjemputku dalam indahnya balutan kasih suci nan murni

Kau, yang kuyakini sedang bersama-sama berjuang memantaskan diri
Kau, yang kuyakini juga sama-sama sedang menjaga hati
Ingin kukatakan sesuatu padamu,
Ketika Allah telah persatukan kita nanti, aku mohon terangkanlah padaku apa-apa yang kau senangi dan juga apa-apa yang tak kau sukai
Ini kuminta, karena sebelum ini hanya ayah dan kakak ku lah laki-laki yang aku kenali dan aku pahami
Ketika kau bersamaku nanti, kaulah laki-laki asing yang menjadi kunci surgaku nanti, bukan lagi terletak pada ibu yang telah melahirkanku ini



Kau
Iya, kau
Kau, yang masih menjadi rahasia Illahi
Kau, yang akan mengisi sisa-sisa kehidupan bersamaku nanti
Terangkanlah padaku apa-apa yang tak kau sukai dan juga apa-apa yang tak kau senangi
Ini kuminta pada dirimu, karena ridho Allah padaku terletak pada ridhomu
Ketaatan padamu lah yang menjadikan ku bisa menginjakkan kaki di surga nanti


Kau, yang menjadi imamku nanti
Ingin kukatakan padamu sekali lagi
Aku sadar, aku telah tercipta dari tulang rusuk mu yang bengkok
Jika ku berbuat salah nanti, nasihatilah diri ini dengan halus cintamu dan sentuhan lembut kasih sayang mu
Ingatkanlah aku dengan lembut katamu
Ini kuminta padamu, karena akulah tulang rusuk bengkok mu
Tulang rusuk yang bila kau paksakan untuk lurus, maka aku akan patah, tapi bila kau biarkan semakin bertambah bengkoklah diri ini
Ingatkanlah aku dengan hatimu
Ingatkanlah padaku akan janji-janji Allah tentang surga nan abadi yang akan kita singgahi bersama nanti
Maka aku akan sadar akan khilafku ini

Tidak ada komentar: