Hampir
sebagian besar waktu ku habiskan di kota ini sekarang. Yaa, karena aku kini
sudah menjadi anak rantau dan tentu saja rumah kedua buatku disini adalah kost.
Lain hal nya jika aku berada di Kebumen, tentu saja rumah pertamaku yaaa
rumahku itu. Di tempatku belajar sekarangpun aku juga merasa kesulitan
mendapatkan sesuatu itu. Lain halnya ketika SMA dulu, hampir setiap hari aku
bisa mendapatkannya.
Sesuatu yang
kumaksudkan disini adalah sesuatu yang sederhana di mata orang. Namun tidak
bagiku. Karena dengannya lah aku bisa merasakan kedamaian dan ketenangan. Dengannya
pula seringkali aku merasa takjub dengan kekuasaan-Nya. Memandanginya pun
membuat ku tersadar akan kecilnya diriku ini di mata Allah.
Sesuatu itu
yakni melihat langit yang dihiasi indahnya awan
Ketika SMA
dulu sering kuhabiskan waktuku untuk memandanginya sembari duduk di depan kelas
kala istirahat, di lapangan, di mushola kala selesai sholat, bahkan memandangi
langit sore kala enggan pulang lebih awal ke rumah, tentunya dengan kegemaranku
yakni ngobrol. Ngobrol dengan teman seangkatan atau bahkan adik kelas. Jarang
kunikmati hal ini ketika ngobrol bersama kakak tingkat. Entahlah kenapa bisa
begitu. Rasa-rasanya ketika ngobrol dengan mereka, hati kecilku sulit terbawa serta.
Memandangi
langit memang menjadi salah satu hal favoritku. Di rumahpun sama. Hal ini
sering kulakukan kala aku bosan. Bosan dengan rutinitas, atau kala aku butuh
menyendiri. Di teras rumahlah tempat yang sering kujadikan tempat “semedi” ku.
Yaaa, itu
kala aku masih menghabiskan sebagian besar waktuku disana. Kini, di tempatku
sekarang ini, hal itu sangat sulit kudapatkan. Selain karena bangunan yang
tinggi juga karena memang sudah berbeda rutinitas yang kujalankan sekarang.
Misalnya saja di kost, sangat sulit aku bisa memandangi langit lama-lama. Aku
bisa melihatnya tatkala antri kamar mandi di pagi & sore hari atau saat sedang menjemur pakaian. Ini
karena, kamarku disini letaknya di bawah, tidak dilantai atas. Secara otomatis
akses untuk memandang langit luas sangatlah minim.
Lain halnya
ketika di kampus. Aku hanya bisa menikmati ini tatkala aku di masjid kampus.
Itupun tak bisa berlama-lama. Disanalah ada satu tempat favorit yang bisa
kujadikan tempat “semedi” ku. Namun, lagi-lagi karena memang rutinitas yang
dijalankan disini sudah berbeda dari yang dulu, kegiatan favoritku ini sulit
terlaksana. Seringkali memang aku duduk-duduk di depan laboratorium, hampir
setiap hari malah. Tapi ya itu, waktu yang ku habiskan di tempat itu hanyalah
untuk “berkomat-kamit” melafalkan dzikir-dzikir materi pre-test sembari
menunggu jam kuliah praktikum.
Inilah
alasan mengapa kusematkan judul “Sesuatu yang Sulit Kudapatkan Disini” di
tulisan ini. O ya, kegemaranku ini ternyata juga menjadi kegemaran ‘Aisyah r.a
isteri Rasulullah dan ayahnya, Abu Bakar Ash-Shidiq. Aku tahu hal ini setelah
kuselesaikan membaca buku biografi tentang beliau, ‘Aisyah r.a. Mereka senang
sekali menghabiskan waktu bersama untuk memandangi langit di pagi hari maupun
saat petang datang. Semburat warna biru dan orange yang sebenarnya kontras,
namun karena dilukiskan oleh Yang Maha memiliki keindahan, jadilah fenomena ini
begitu menakjubkan. Tak ubahnya dengan pemandangan langit malam hari. Sungguh,
bentuk keindahan yang Allah tawarkan kepada manusia agar manusia bisa berpikir
dengannya.
“Maka, nikmat Tuhanmu yang mana kah yang kamu
dustakan?”, ayat Al-Qur’an yang sering diulang-ulang dalam Q.S Ar-Rahman.
Memang benar adanya, begitu banyak kenikmatan yang telah Allah berikan pada
hamba-Nya. Namun banyak hamba yang kurang bersyukur atau bahkan mengkufuri
nikmat. Inilah nasihat yang pantas disematkan pada diriku ini.
Ada satu hal
yang aku impikan, yakni memiliki rumah yang mempunyai akses luas untuk
menyalurkan kegemaranku ini bersama seseorang yang menggenapkan separuh agamaku
dan malaikat-malaikat kecil kami nanti. Tak perlu megah, tak perlu mewah. Rumah
sederhana yang dipenuhi cinta karena Allah, sudah cukup bagiku untuk merasakan
indahnya kebahagiaan. Di temani semilir angin, hijau dan rindangnya
pepohonan, aku ingin menghabiskan waktu
bersama untuk saling bercengkerama dan berbagi cerita kehidupan bersama mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar